SpongeBob SquarePants

Sabtu, 15 Juni 2013

Fenomena “PANCI” di Kalangan Remaja

     Ilustrasi pergaulan bebas
Merebaknya peredaran gambar dan film porno membawa dampak serius bagi kalangan remaja. Rasa ingin tahu yang besar, keinginan untuk mencoba dibarengi dengan mental yang belum stabil membuat mereka punya keinginan besar untuk meniru apa yang dilihatnya. Apalagi jika para remaja itu kurang memiliki iman sebagai benteng pertahanan.
Salah satu dampaknya adalah terjadinya PANCI atau Pemerkosaan Atas Nama Cinta. Gadis remaja yang sudah tidak perawan sebagian besar karena mereka melakukan hubungan sex sebelum menikah dengan pacarnya. Hubungan sex itu bisa disebut sebagai pemerkosaan karena sebagian dilakukan dengan paksaan dan rayuan. Selain itu, hubungan sex itu juga menyisakan korban karena si laki-laki biasanya tak mau bertanggung jawab. Setelah mendapatkan kenikmatan, dia lari dan memutuskan hubungan.
Pacaran memang beresiko menimbulkan hubungan sex sebelum menikah. Sepasang muda-mudi yang sedang punya nafsu membara akan mudah tergoda untuk melampiaskannya. Apalagi jika mereka sering berdua-duaan di tempat yang sepi dan tak terlihat orang. Siapa yang bisa tahan godaan. Ditambah lagi setan pun turut memprovokasi.
Fenomena PANCI sangat merugikan semua orang. Pihak perempuan yang paling merugi karena kehilangan kehormatan diri apalagi jika sampai hamil. Orangtua juga menjadi korban karena menanggung malu dan masa depan anaknya menjadi suram. Sebenarnya si laki-laki pun rugi juga karena telah berbuat kejahatan yang merugikan banyak orang. Dia harus menanggung dosa yang bisa dibalas di dunia dan akhirat nanti.
Untuk itu, pencegahan terhadap pemerkosaan atas nama cinta ini perlu dilakukan. Semua pihak yang terlibat harus mengantisipasi jangan sampai hubungan sex sebelum menikah ini terjadi. Ada beberapa hal yang bisa dilakukan yaitu:
1. Gadis remaja jangan tergoda dengan bujuk rayu dan kata-kata manis dari seorang laki-laki. Kehormatan dan harga diri harus dijaga. Jangan jadi perempuan murahan yang mau dipegang sana-sini. Disentuh dan dicoba-coba seperti barang dagangan. Hanya seorang laki-laki terbaik dan ksatria yang mau bertanggung jawab akan menemani untuk menempuh hidup ini.
2. Remaja laki-laki tahanlah nafsumu. Banyak beraktifitas yang akan melampiaskan energi seperti berolahraga agar nafsumu terkendali. Kesibukan beraktifitas positif akan melupakan hasrat seksual yang belum waktunya untuk dilakukan.
3. Remaja harus memperbanyak belajar agama agar punya pemahaman mana yang boleh dan tidak untuk dilakukan. Taat beribadah akan meningkatkan keimanan dan ketakwaan yang bisa menjadi perisai menghadapi godaan. Pilihlah lingkungan yang kondusif. Carilah teman-teman yang baik.
4. Orangtua semestinya mengawasi terus perkembangan anaknya. Selama mereka belum menikah, anak menjadi tanggung jawab penuh orangtuanya. Buatlah aturan bersama dengan anak tentang batasan pergaulan. Jam berapa mereka harus pulang ke rumah. Setiap mereka keluar rumah harus jelas mau kemana dan dengan siapa. Jangan biarkan anak perempuan pergi berduaan dengan laki-laki.
5. Para remaja dan orangtua harus meyakini bahwa jodoh sudah diatur oleh Allah SWT. Jadi tidak perlu takut tidak kebagian. Masa muda lebih baik digunakan untuk meraih prestasi. Mencari jodoh bisa dilakukan nanti ketika sudah siap untuk menikah. Tidak perlu pacaran jika hanya menambah dosa dan menjadi sarana pelampiasan nafsu belaka.
Semoga fenomena PANCI semakin lama semakin berkurang seiring dengan bertambahnya pengetahuan para remaja. Serta tumbuhnya kesadaran remaja dan adanya pengawasan orangtua untuk menjaga diri. Jangan buang masa muda untuk sesuatu yang sia-sia. Masa depan kita tergantung dari apa yang kita lakukan hari ini.

Sumber:Vivalog

1 komentar:

  1. betul. perbaiki moral remaja dengan memperbanyak ikut pengajian agar tidak mudah gampang menuruti hawa nafsu seks

    BalasHapus